PENDAHULUAN
Kesehatan adalah kebutuhan
dasar bagi semua orang dimanapun berada. Dahulu kala pelayanan kesehatan lebih
perhatian kepada masalah sakit atau penyakit yang dialami oleh penderita untuk
dilakukan penyembuhan sampai penderita menjadi sehat kembali. Tanpa
memperhatikan lagi bahwa penyakit tersebut dapat kambuh kembali dikemudian
hari. Konsep pencegahan dan pemeliharaan yang ada kurang diperhatikan oleh
petugas kesehatan, hal ini diserahkan kepada teman sejawat yang peduli akan
pencegahan yang mana profesionalisme, keadaan sosialnya masih rendah untuk
meningkatkan pengadaan air bersih dan sanitasi, pemberian vaksin dalam mencegah
penyakit dan penyuluhan ke masyarakat apa yang mereka harus lakukan dan apa
yang tidak perlu dilakukan agar menjadi lebih sehat. Sebetulnya kesehatan dapat
dipromosikan secara baik di manapun. Tempat pelayanan kesehatan, petugas
kesehatan dan peralatan yang canggih dan mahal dengan majunya perkembangan
teknologi saat ini untuk menjalankan prosedur pemeriksaan kesehatan mengakibatkan
takutnya masyarakat ataupun yang membutuhkan untuk berobat terutama untuk
sosial ekonomi yang rendah atau paspasan. Sementara pelayanan kesehatan yang
bersifat pencegahan dengan teknologi yang sederhana masih dibutuhkan, untuk
mengurangi kematian.
Dengan adanya perbedaan biaya kesehatan yang
mahal dan murah dibandingkan dengan hasilnya maka menjadi tidak jelas. Penyebab
kematian sering tidak begitu jelas tapi ada hubungan dengan yang erat dengan
kemiskinan, ketidaktahuan, kurang gizi, lingkungan yang kotor atau berpolusi,
pemakaian NAPZA termasuk rokok dan gaya hidup yang tidak sehat sering
mempengaruhi kesehatan masyarakat samapai menimbulkan penyakit yang berbahaya
dan kematian.
Di Indonesia yang terdiri
dari beribu pulau dengan jumlah penduduk yang sangat banyak dengan beraneka
ragam budaya, sehingga hal ini penanganan yang terintegrasi. Jumlah penduduk
Indonesia masih banyak di pedesaan dan perkotaan yang kurang mendukung dari
segi kebersihan dan kesehatan lingkungannya. Masih banyak juga masyarakat
kurang mampu menjangkau pelayanan kesehatan karena hambatan geografis dan
transportasi sehingga hal ini menyebabkan keterlambatan dalam penotongan.
Dengan kemajuan teknologi kedokteran saat ini seharusnya semua masyarakat
Indonesia merasakan kemajuan tersebut, tetapi karena keterbatasan biaya dan
pemerataan pelayanan maka teknologi tersebut baru dapat dirasakan sebagian
kecil saja. Keadaan tersebut di atas merupakan gambaran pembangunan kesehatan
di Indonesia, untuk itu sebaiknya kesehatan harus menjadi kebutuhan dasar dan
merupakan juga hak azazi manusia dalam mencapai Indonesia Sehat 2010.
Prinsip ini merupakan visi dari pembangunan kesehatan
Indonesia dimana semua masyarakat hendaknya derajat kesehatanya memungkinkan
untuk produktif dalam bekerja dan berpartisipasi secara aktif dalam pencegahan
dan pemeliharaan kesehatannya. Hal tersebut diatas tidak mungkin dapat dicapai
melalui kesehatan saja tetapi juga harus melibatkan semua sektor yang terkait. Misalnya dalam suatu contoh
penyakit yang kami ambil adalah TBC, sebelum penyakit TBC timbul menjadi lebih
parah sebaiknya kita cegah terlebih dahulu.
Penyebab
Penyakit TBC
Penyakit
TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium
tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga
dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan
oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga
untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan,
penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).
Bakteri Mikobakterium
tuberkulosa
Cara Penularan
Penyakit TBC
Penyakit
TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium
tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak
sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila
sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi
banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat
menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah
infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti ;
paru-paru, otak, ginjal,
saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain -- lain,
meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.
Saat Mikobakterium
tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh
koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui
serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat
melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru.
Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi
jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat).
Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel
pada pemeriksaan foto rontgen.
Pada
sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant
sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh
yang kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel
bertambah banyak. Tuberkel yang banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam
paru-paru. Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum
(dahak). Seseorang yang telah memproduksi sputum dapat diperkirakan
sedang mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TBC.
Meningkatnya
penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak dihubungkan dengan beberapa keadaan,
antara lain memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya fasilitas
pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak
mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu
daya tahan tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan
faktor yang memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC.
Gejala yang muncul bagi
seseorang yang mengidap penyakit TBC adalah :
Mudah
mengalami demam dengan demam yang tidak terlalu tinggi dan berlangsung lama. Sering
berkeringat pada malam hari. Gampang
terkena influenza dan bersifat hilang timbul. Menurunnya nafsu makan dan berat badan.
Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan
darah),Perasaan
lemah, lesuh dan tidak
enak.
Gejala Khusus Penyakit TBC
Tergantung
dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus
(saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang
membesar, akan menimbulkan suara “mengi”, suara nafas melemah yang disertai
sesak.
Kalau ada
cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan
sakit dada. Bila
mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada
suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada
muara ini akan keluar cairan nanah. Pada
anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai
meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya
penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
Penegakan Diagnosis
Apabila
dicurigai seseorang tertular penyakit TBC, maka beberapa hal yang perlu
dilakukan untuk menegakkan diagnosis adalah:
- Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.
- Pemeriksaan fisik.
- Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).
- Pemeriksaan patologi anatomi (PA).
- Uji tuberculin.
- Rontgen dada (thorax photo).
Pencegahan Penyakit TBC
o
Mencegah penyakit tentunya akan lebih baik daripada
mengobati. Dengan menjalankan pola hidup sehat dan menjaga lingkungan yang
sehat merupakan kunci agar kita terhindar dari berbagai macam penyakit tak
terkecuali dengan penyakit TBC.
o
Untuk itu sangat perlu menjaga lingkungan yang sehat
seperti pengaturan syarat-syarat rumah yang sehat diantaranya luas bangunan
rumah, ventilasi, pencahayaan dengan jumlah anggota keluarga, kebersihan
lingkungan tempat tinggal. Melalui pemberdayaan keluarga sehingga anggota rumah
tangga yang lain dapat turut serta dan berperan dalam melakukan pengawasan
terhadap si penderita dalam minum obat. Sehingga tingkat kepatuhan penderita
dalam minum obat sesuai dengan petunjuk medis.
Langkah-langkah
pencegahan untuk meminimalisir penyebaran penyakit TBC – Tuberkulosis
adalah sebagai berikut :
o
Tidak meludah di sembarang tempat upayakan meludah
pada tempat yang tarkena sinar matahari atau ditempat khusus seperti tempat
sampah.
o
Menutup mulut pada waktu ada orang batuk ataupun
bersin
Jemur tempat tidur bekas penderita secara teratur karna kuman TBC akan mati bila terkena sinar matahari.
Jemur tempat tidur bekas penderita secara teratur karna kuman TBC akan mati bila terkena sinar matahari.
o
Jaga kesehatan badan supaya sistem imun senantiasa
terjaga dan kuat
o
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makan makanan
yang sehat dan bergizi.
o
Hindari melakukan hal-hal yang dapat melemahkan sistem
imunitas (sistem kekebalan tubuh), seperti begadang dan kurang istirahat.
o
Jaga jarak aman ketika berhadapan dengan penderita TBC
Olahraga teratur untuk membantu menyehatkan tubuh
Lakukan imunisasi pada bayi termasuk imunisasi untuk mencegah penyakit TBC – Tuberkulosis.
Olahraga teratur untuk membantu menyehatkan tubuh
Lakukan imunisasi pada bayi termasuk imunisasi untuk mencegah penyakit TBC – Tuberkulosis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar