DEFENISI
Seorang primigravida dalam
menghadapi persalinan sebagian besar selalu mengalami kecemasan. Kecemasan ini
terjadi karena berbagai faktor. Kecemasan itu sendiri adalah ketegangan, rasa
tidak aman dan kekawatiran yang timbul karena dirasakan terjadi sesuatu yang
tidak menyenangkan tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui dan berasal
dari dalam (DepKes RI, 1990).
Kecemasan dapat didefininisikan
suatu keadaan perasaan keprihatinan, rasa gelisah, ketidak tentuan, atau takut
dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui atau
dikenal (Stuart and Sundeens, 1998).
Berdasarkan definisi tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa kecemasan adalah perasaan yang tidak menyenangkan,
tidak enak, khawatir dan gelisah. Keadaan emosi ini tanpa objek yang spesifik,
dialami secara subjektif dipacu oleh ketidak tahuan yang didahului oleh
pengalaman baru, dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal.
Primigravida adalah Wanita yang baru
hamil untuk pertama kalinya. seorang ibu primigravida biasanya mendapatkan
kesulitan dalam mengenali perubahan-perubahan yang terjadi dalam tubuhnya yang
menyebabkan ketidaknyamanan selama kehamilannya berlangsung.
Hal ini mempengaruhi psikologis ibu,
karena kurangnya pengetahuan ibu hamil tersebut. Kurangnya pengetahuan ini juga
menyebabkan ibu primigravida tidak tahu cara mengatasi ketidaknyamanan yang ibu
rasakan (Ulfah, 2009).
FAKTOR
PREDISPOSISI KECEMASAN
Setiap perubahan dalam kehidupan
atau peristiwa kehidupan yang dapat menimbulkan keadaan stres disebut stresor.
Stres yang dialami seseorang dapat menimbulkan kecemasan, atau kecemasan
merupakan manifestasi langsung dari stres kehidupan dan sangat erat kaitannya
dengan pola hidup (Wibisono, 1990).
Berbagai faktor predisposisi yang
dapat menimbulkan kecemasan (Roan, 1989) yaitu faktor genetik, faktor organik
dan faktor psikologi. Pada pasien yang akan menjalani operasi, faktor
predisposisi kecemasan yang sangat berpengaruh adalah faktor psikologis,
terutama ketidak pastian tentang prosedur dan operasi yang akan dijalani.
Seorang primigravida yang pertama
kali akan mengalami proses persalinan cenderung mengalami kecemasan. Hal ini
dikarenakan proses persalinan adalah sesuatu hal baru yang akan dialaminya.
GEJALA KECEMASAN
Penderita yang mengalami kecemasan biasanya memiliki
gejala-gejala yang khas dan terbagi dalam beberapa fase, yaitu :
- Fase 1
Keadan fisik sebagaimana pada fase
reaksi peringatan, maka tubuh mempersiapkan diri untuk fight (berjuang), atau
flight (lari secepat-cepatnya). Pada fase ini tubuh merasakan tidak enak
sebagai akibat dari peningkatan sekresi hormon adrenalin dan non adrenalin.
Oleh karena itu, maka gejala adanya
kecemasan dapat berupa rasa tegang di otot dan kelelahan, terutama di otot-otot
dada, leher dan punggung. Dalam persiapannya untuk berjuang, menyebabkan otot
akan menjadi lebih kaku dan akibatnya akan menimbulkan nyeri dan spasme di otot
dada, leher dan punggung.
Ketegangan dari kelompok agonis dan antagonis
akan menimbulkan tremor dan gemetar yang dengan mudah dapat dilihat pada
jari-jari tangan (Wilkie, 1985). Pada fase ini kecemasan merupakan mekanisme
peningkatan dari sistem syaraf yang mengingatkan kita bahwa system syaraf
fungsinya mulai gagal mengolah informasi yang ada secara benar (Asdie, 1988).
- Fase 2
Disamping gejala klinis seperti pada
fase satu, seperti gelisah, ketegangan otot, gangguan tidur dan keluhan perut,
penderita juga mulai tidak bisa mengontrol emosinya dan tidak ada motifasi diri
(Wilkie, 1985).
Labilitas emosi dapat bermanifestasi
mudah menangis tanpa sebab, yang beberapa saat kemudian menjadi tertawa. Mudah
menangis yang berkaitan dengan stres mudah diketahui. Akan tetapi kadang-kadang
dari cara tertawa yang agak keras dapat menunjukkan tanda adanya gangguan
kecemasan fase dua (Asdie, 1988). Kehilangan motivasi diri bisa terlihat pada
keadaan seperti seseorang yang menjatuhkan barang ke tanah, kemudian ia berdiam
diri saja beberapa lama dengan hanya melihat barang yang jatuh tanpa berbuat
sesuatu (Asdie, 1988).
- Fase 3
Keadaan kecemasan fase satu dan dua
yang tidak teratasi sedangkan stresor tetap saja berlanjut, penderita akan
jatuh kedalam kecemasan fase tiga. Berbeda dengan gejala-gejala yang terlihat
pada fase satu dan dua yang mudah di identifikasi kaitannya dengan stres,
gejala kecemasan pada fase tiga umumnya berupa perubahan dalam tingkah laku dan
umumnya tidak mudah terlihat kaitannya dengan stres. Pada fase tiga ini dapat
terlihat gejala seperti : intoleransi dengan rangsang sensoris, kehilangan
kemampuan toleransi terhadap sesuatu yang sebelumnya telah mampu ia tolerir,
gangguan reaksi terhadap sesuatu yang sepintas terlihat sebagai gangguan
kepribadian (Asdie, 1988).
KLASIFIKASI TINGKAT KECEMASAN
Ada empat tingkat kecemasan, yaitu ringan, sedang,
berat dan panik (Townsend, 1996).
- Kecemasan
ringan;
Kecemasan ringan berhubungan dengan
ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi
waspada dan meningkatkan persepsi atas keadaan yang dialaminya.Manifestasi yang
muncul pada tingkat ini adalah kelelahan, iritabel, lapang persepsi meningkat,
kesadaran tinggi, mampu untuk belajar, motivasi meningkat dan tingkah laku
sesuai situasi.
- Kecemasan
sedang;
Memungkinkan seseorang untuk
memusatkan pada masalah yang penting dan mengesampingkan yang lain sehingga
seseorang mengalami perhatian yang selektif, namun dapat melakukan sesuatu yang
terarah. Manifestasi yang terjadi pada tingkat ini yaitu kelelahan meningkat,
kecepatan denyut jantung dan pernapasan meningkat, ketegangan otot meningkat,
bicara cepat dengan volume tinggi, lahan persepsi menyempit, mampu untuk
belajar namun tidak optimal, kemampuan konsentrasi menurun, perhatian selektif
dan terfokus pada rangsangan yang tidak menambah ansietas, mudah tersinggung,
tidak sabar,mudah lupa, marah dan menangis.
- Kecemasan
berat;
Sangat mengurangi lahan persepsi
seseorang. Seseorang dengan kecemasan berat cenderung untuk memusatkan pada
sesuatu yang terinci dan spesifik, serta tidak dapat berpikir tentang hal lain.
Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu
area yang lain. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah mengeluh
pusing, sakit kepala, nausea, tidak dapat tidur (insomnia), sering kencing,
diare, palpitasi, lahan persepsi menyempit, tidak mau belajar secara efektif,
berfokus pada dirinya sendiri dan keinginan untuk menghilangkan kecemasan
tinggi, perasaan tidak berdaya, bingung, disorientasi.
- Panik;
Panik berhubungan dengan
terperangah, ketakutan dan teror karena mengalami kehilangan kendali. Orang
yang sedang panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan.
Tanda dan gejala yang terjadi pada keadaan ini adalah susah bernapas, dilatasi
pupil, palpitasi, pucat, diaphoresis, pembicaraan inkoheren, tidak dapat
berespon terhadap perintah yang sederhana, berteriak, menjerit, mengalami
halusinasi dan delusi.
Dari berbagai penjelasan diatas
dapat ditarik kesimpulan bahwasanya seorang primigravida yang akan mengalami
proses persalinan pertama kali cenderung mengalami kecemasan. Tingkat kecemasan
masing-masing primigravida dipengaruhi oleh banyak faktor seperti tingkat
pendidikan, pekerjaan, sumber informasi, dukungan suami dan faktor-faktor lain
yang menjadi pemicu untuk terjadinya kecemasan Wanita hamil yang siap secara
fisik dan mental akan menjalani proses kehamilan hingga proses persalinan
dengan lancar. Permasalahannya tidak semua wanita siap secara fisik dan mental.
Menjelang persalinan, banyak hal
mengkhawatirkan muncul dalam pikiran ibu. Takut bayi cacat, takut harus
operasi, takut persalinannya lama, dan sebagainya. Terlebih bila sebelumnya ada
teman atau kerabat yang menceritakan pengalaman bersalin mereka, lengkap dengan
komentar yang menyeramkan.
Puncak kekhawatiran muncul bersamaan
dengan dimulainya tanda-tanda akan melahirkan. Kontraksi yang lama-kelamaan
meningkat menambah beban ibu, sehingga kekhawatiran pun bertambah. Pada kondisi
inilah perasaan khawatir, bila tidak ditangani dengan baik, bisa merusak
konsentrasi ibu sehingga persalinan yang diperkirakan lancar, berantakan akibat
ibu panik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar